Selasa, 06 Mei 2014

Bendung Sokawati

Bendung Sokawati












Bendung Sokawati terletak di Desa Sokawati, Kec. Ampelgading, Kab. Pemalang. Ia membendung Kali Comal yg berhulu di puncak Gunung Slamet, Kecamatan Pulosari, dan bermuara di Ujung Pemalang, Kecamatan Ulujami. Kali Comal merupakan kali terpanjang dan terbesar di Kabupaten Pemalang. Kali Comal mengalami rekayasa berupa perubahan jalur sungai oleh Pemerintah Kolonial Belanda guna mencegah banjir. Rekayasa itu terdapat di Ds Kebagusan dan Ds Sidokare. Dan rekayasa aliran ke muara yg semula melintang ke arah barat dan bermuara di Ds Asemdoyong, menjadi membujurlurus ke utara dan bermuara di Ujung Pemalang.

Bendung Sokawati merupakan salah satu bendungan besar di Kabupaten Pemalang dan Pekalongan yg diantaranya Bendung Kaliwadas dan Bendung Kletak. Fungsinya sbg sumber air ke sistem irigasi di Kecamatan Petarukan, Taman, dan Ampelgading. Ketika banjir ia berfungsi sbg pemantau ketinggian dan debit air sungai. Pada banjir 02 Pebruari 2014, ketinggian air di Bendung Sokawati sempat mencapai 4 meter. Menyebabkan banjir besar yg sudah tidak terjadi selama lebih dari dua dekade.

Mengunjungi Bendung Sokawati sangatlah mengesankan. Karena letaknya yg berada di pangkal hutan perbukitan menyajikan pemandangan hutan, bukit, dan sungai dalam paduan yg harmonis. Melihat Bendung Sokawati memiliki kesan megah dan tinggi dg hamparan kolam dan sungai yg luas. Akan tetapi bendungan ini terbilang minim akan keselamatan. Dinding-dinding bendungan yg tinggi sebagian besar tidak dilengkapi dg pagar pelindung. Saluran irigasi utama yg memanjang di tengah cekungan tanah yg dalam dan curam tidak diberi pagar pengaman. Sehingga kita harus ekstra hati-hati berada di sini terlebih jika membawa anak-anak dan rombongan.

Bendung Sokawati terbilang kurang mendapat kunjungan dari masyarakat jika dibandingkan dg Bendung Kletak dan Kaliwadas. Ini disebabkan oleh lokasinya yg jauh ke dalam dan merupakan daerah pelosok. Atau sejauh 6 km dari jalur lalulintas ramai baik dari Kendalsari maupun Jembatan Kemuning. Ditambah sejauh 6 km tersebut jalannya kurang baik dan sempit dg pemandangan yg kurang familiar bagi orang luar.

Rute Menuju Bendung Sokawati

Bendung Sokawati dapat ditempuh melalui dua rute. Sebenarnya ada 4 rute tetapi dua lainnya cukup ekstrem dan tidak dapat dilalui kendaraan roda empat. Seperti rute dari Karangbrai harus melewati penyebrangan yg ternyata harus diseberang berjalan kaki melalui aliran Kali Comal. Kedalamannya sepinggang orang dewasa akan tetapi bagi orang awam harus bertanya dahulu sebelum menyeberang. Karena ada beberapa titik yg cukup dalam atau "jegongan". Jegongan ini disebabkan oleh tindakan penambangan pasir yg dilakukan oleh penduduk sekitar. Dan rute dari Desa Pener/Tegalsari Barat yg jalannya sempit dan berlobang hanya dapat dilalui oleh sepeda maupun motor. Berikut adalah dua rute utama yg dapat anda gunakan:
  • Rute Melalui Kendalsari
    Rute ini termasuk yg paling populer. Bisa dilalui oleh kendaraan roda empat dan kondisi jalannya yg relatif lebih baik. Rute ini diakses melalui Kendalsari. Jika anda dari arah Pemalang, anda bisa mencapai Kendalsari melalui Jebed Utara, Iser, Sirangkang, Widodaren, dan Comal Baru. Jika anda dari arah Pekalongan, setelah Jembatan Comal ambil jalan masuk ke Desa Ujunggede. Jika kelewatan bisa lewat Comal Baru dan cukup mudah masuknya. Setelah sampai di Pintu Air Kendalsari, masuk jembatan dan belok kanan. Ikuti jalan itu terus hingga mentok (kira2 sejauh 6 km dari jembatan).

  • Rute Melalui Jembatan Kemuning
    Rute ini cocok bagi mereka yg datang dari wilayah selatan seperti Bodeh dan Kesesi. Akan tetapi juga berlaku bagi mereka yg datang dari Ampelgading dan Comal. Rute ini diakses melalui Jembatan Kemuning.

    Bagi anda yg datang dari pantura, ambil jalan masuk di Desa Ujunggede atau di Comal Baru. Ikuti terus Jalan Raya Ujunggede hingga Pertigaan Blimbing setelah Pasar Widoro Kandang. Di pertigaan ambil jalan ke selatan dan ikuti terus. Jembatan Kemuning tinggal 4 km dari pertigaan tersebut.

    Bagi anda yg datang dari Bodeh, lewat Jembatan Bodeh, di Polsek Bodeh belok kanan, ketemu pertigaan lagi belok kanan, Jembatan Kemuning tinggal 2 km lagi dari pertigaan tersebut.

    Bagi anda yg datang dari Kesesi, lewat Jembatan Kesesi, di pertigaan belok kanan ke Kebandaran, di Polsek Bodeh lurus terus, ketemu pertigaan lagi belok kanan, Jembatan Kemuning tinggal 2 km lagi dari pertigaan tersebut.

    Jalan masuk menuju Bendung Sokawati terdapat sekitar 100 m di sebelah barat jembatan. Kondisi jalannya tidak begitu baik tetapi dapat dilalui oleh kendaraan roda empat. Ikuti terus jalan ini hingga sampai di Kantor Kepala Desa Tegalsari Timur. Kemudian belok kiri dan ikuti terus hingga mentok.


Bertamasya Di Bendung Sokawati

Pintu air ini terletak sekitar 1 km sebelum Bendung Sokawati.


Tampak lebih dekat lagi pintu air di atas.


Air yg mengalir dari pintu air di atas.


Pintu air di atas -- saluran irigasi utama Bendung Sokawati dlm cekungan yg curam.


Saluran irigasi utama dlm cekungan yg curam -- setelah belokan itu Bendung Sokawati.


Bendung Sokawati -- Pintu Air Utama Ke Saluran Irigasi.
Jangan coba-coba turun ke bawah ya! Selain berbahaya juga anda akan ditegur oleh petugas atau masyarakat sekitar. Peneguran tersebut menyangkut keselamatan diri anda.


Kolam dan Pintu Air Pembuang. Dinding kolamnya tidak terlalu tinggi mungkin agar batu dan pasir yg menumpuk di kolam agar tidak menumpuk di Pintu Air Ke Irigasi. Jangan coba-coba masuk ke wilayah air di sekitar bendungan ya! Lebih baik menyaksikan pemandangan saja.


Jalan menuju pemukiman di seberang Saluran Irigasi Utama dan hutan perbukitan. Di dalam hutan terdapat kebun-kebun masyarakat selain pohon jati sebagai komoditas pokok hutan ini. Perlu dipatuhi untuk tidak membakar hutan dan aksi vandalisme lainnya.


Hamparan air sungai yg luas. Di seberang sungai adalah Desa Payung yang dapat diakses melalui Ds Kesesirejo (Jembatan Kesesi) maupun Ds Jraganan (Jembatan Kemuning).


Dinding Kolam dan Pintu Air Pembuang.


Penampakan lebih menyeluruh muka Bendung Sokawati.


Berfoto sebagai suvenir dari Bendung Sokawati.


Gardu Pintu Air -- tampaknya menggunakan teknologi mutakhir hasil rehabilitasi tahun 2012.


Air ke pintu air pembuang dan pintu air ke irigasi. Bendung Sokawati sangat bagus dipotret ketika mendung setengah. Selain untuk mendapatkan efek siluet juga tidak terganggu oleh cahaya matahari yg berlawanan. Selain nuansanya yg lebih romantis ketika mendung setengah.


Tambah satu suvenir lagi dari Bendung Sokawati.


Satu lagi, suvenir dari Hutan Sokawati. Pemandangan cukup indah dari sini. Kita bisa melihat Kali Comal dan Bendung Sokawati dari ketinggian.



Jadi ketagihan berlama-lama di sini. Tapi suara senapan angin sang pemburu burung cukup membuat waswas, takut pelurunya nyasar. Itu Kali Comal mengalir di bawah bukit ini.


Lagi, pemandangan Kali Comal dari atas bukit.


Kontes binaraga di dalam hutan. Suvenir tak terlupakan.


Tulisan "Sokawati" dalam aksara Hanacaraka. Vokal "o" dibentuk oleh Taling dan Tarung yang mengapit aksara "Sa". Vokal "i" dibentuk dg membubuhkan lingkaran kecil di atas aksara.


Transliterasi "Sokawati" ke dalam Aksara Katakana (Bahasa Jepang) di atas dan Aksara Hangul (Bahasa Korea) di bawah.


Sekian bagi-bagi pengalamannya. Jika terdapat kesalahan pemaparan mohon dimaafkan dan diberi masukan positif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar