Rabu, 07 Mei 2014

Bendung Sudikampir

Bendung Sudikampir












Bendung Sudikampir terletak di Desa Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan. Lokasinya cukup strategis yaitu beberapa ratus meter ke timur dari Jalan Raya Wiradesa-Kajen-Banjarnegara. Bisa diakses baik dg kendaraan pribadi roda empat, kendaraan roda dua, maupun dg angkutan umum. Dg angkutan umum anda bisa menggunakan Angkutan Desa berwarna oranye trayek Kajen-Wiradesa-Pekalongan. Atau menggunakan minibus Pekalongan-Karangkobar(Banjarnegara) tetapi jumlah armadanya yg cukup sedikit sangat sulit menemukan minibus trayek ini.

Untuk mencapai Bendung Sudikampir bisa melalui beberapa rute di bawah ini:
  • Melalui Pasar Sragi
    Dari Pasar Sragi ambil jalan menuju Bojong (6km). Sampai di Pasar Bojong ambil jalan ke arah Kajen (Jalan Raya Wiradesa-Kajen-Banjarnegara). Kira-kira setelah menempuh jarak sejauh 5km anda akan sampai di Tanjakan Wangandowo atau di sekitar Taman Makam Pahlawan Bhakti Wiratama. Sebelum menanjak ambil jalan masuk ke arah timur, yaitu jalan masuk yg ada saluran irigasinya. Untuk langsung ke bendungan ambil jalan di sebelah utara.
  • Melalui Wiradesa (Pantura)
    Setelah sampai di Perempatan Wiradesa (yg ada gapura besinya) ambil jalan menuju Kajen atau jalan ke arah selatan. Di situ ada penunjuk jalan ke arah Kajen 18km. Dari sini anda bisa naik angkutan desa berwarna oranye trayek Pekalongan-Wiradesa-Kajen. Setelah menempuh jarak sejauh 9km anda akan sampai di Pasar Bojong. Anda terus ke selatan sekitar 5km dan sebelum anda memasuki Tanjakan Wangandowo ambil jalan masuk ke timur. (Lihat keterangan Rute Melalui Pasar Sragi)
  • Melalui Pasar Kajen (Dari Banjarnegara)
    Setelah sampai di Pasar Kajen atau Perempatan Sibedug, ambil jalan ke arah utara atau teruskan perjalanan ke utara. Perempatan Sibedug adalah pertemuan jalan dari Karanganyar, Wiradesa, Kesesi, dan Banjarnegara. Setelah menempuh jarak sejauh 5km tepatnya setelah Turunan Wangandowo atau Taman Makam Pahlawan Bhakti Wiratama, ambil jalan masuk ke timur yg ada saluran irigasinya. (Lihat keterangan Rute Melalui Pasar Sragi)
  • Melalui Ponolawen (Pantura Kota Pekalongan)
    Di Perempatan Ponolawen, ambil jalan ke arah Carrefour (ke arah selatan). Teruskan perjalanan melewati Pekajangan, Buaran, sampai Lapangan Gemek. Setelah melewati Lapangan Gemek, di pertigaan ambil jalan ke arah barat (ke arah jembatan). Terus ke arah barat sampai menemukan Pasar Bojong. Di Lampu Merah Pasar Bojong ambil jalan ke arah Kajen (ke arah selatan). Setelah menempuh jarak sejauh 5km dan sebelum menanjak di Tanjakan Wangandowo atau Taman Makam Pahlawan Bhakti Wiratama, ambil jalan masuk ke timur yg ada saluran irigasinya. (Lihat keterangan Rute Melalui Pasar Sragi)
Bendung Sudikampir termasuk bendungan berukuran kecil tetapi masih bisa dirasakan kemegahan bangunannya. Di sekitarnya adalah perbukitan rendah yg rimbun dan tidak tampak pemukiman. Suasananya cukup hening dan hanya suara-suara alam yg terdengar. Cocok bagi anda yang sedang menyukai kesunyian dan keheningan tetapi tidak jauh dari areal pemukiman. Mungkin kita juga akan mendapati anak-anak muda yg juga sedang menikmati suasana bendungan bahkan bermain-main di airnya yg jernih. Sebagai orang awam sebaiknya tidak bermain-main di sungainya. Hujan sedikit saja sungai ini berubah menjadi arus yg keras karena berada di wilayah yg miring.

Bertamasya di Bendung Sudikampir


Jalan masuk menuju Bendung Sudikampir. Untuk langsung ke bendungan ambil jalan di sebelah utara. Setelah melewati jalan aspal yg tidak terlalu baik kondisinya, kita harus menempuh jalan tanah.


Jalan tanah menuju bendungan.


Tampak depan Bendung Sudikampir.


Tampak depan lebih dekat. Suara airnya mengajak anda memasuki alam pikiran anda lebih dalam. Mengenali kehidupan yg anda jalani dan memperoleh seteguk ketenangan batin.


Muda-mudi asyik duduk-duduk menikmati suasana di sekitar bendungan sambil merasakan manis-asamnya buah rambutan yg saat itu sedang musim. Baju mereka basah sehabis bermain air di muka bendungan. Bagi orang awam disarankan tidak bermain di sungai. Sungai di wilayah miring ini sewaktu-waktu bisa berarus sangat deras.


Pemandangan dari gardu pintu air bendungan. Ketinggiannya menambah kesan kemegahan bangunannya walaupun termasuk bendungan kecil.


Pemandangan bendungan tampak dari belakang.


Gardu Pintu Air Bendungan


Jika anda sedang bokek, berfoto di bendungan ini bisa menjadi suvenir tersendiri dan dapat dijadikan bahan ngobrol yg asyik ketika berbagi pengalaman.


Buatlah foto anda yg lebih berkarakter sehingga memperoleh kesan tersendiri. Yang dapat membuat teman-teman anda menjadi lebih terhibur.


Ini adalah saluran irigasi yg diperoleh dari kolam bendungan. Pintu air irigasi mengontrol debit air yg masuk ke saluran irigasi dari kolam bendungan. Pintu air di muka bendungan berfungsi menentukan ketinggian air kolam.


Pemandangan ke belakang bendungan.


Jalan menuju Gardu Pintu Air.


Pemandangan lain dari belakang bendungan.


Pemandangan di sekitar saluran irigasi. Sangat penting bagi pengunjung untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan di sekitar bendungan. Gangguan pada bendungan ini bisa merugikan hajat orang banyak. Sampah yg anda buang sangat berpotensi mengganggu pintu air di jantung irigasi Kecamatan Bojong ini.




Tulisan "Sudikampir" dalam Aksara Hanacaraka. Vokal "u" dg menambahkan ekor ke bawah. Vokal "i" dg menambah lingkaran kecil di atas aksara. Aksara "ma" akan mati oleh aksara pasangan "pa" yg ditulis setelah aksara pokok. Bunyi mati "r" dg membubuhkan tanda Layar di atas aksara.



Transliterasi "Sudikampir" ke dalam Aksara Katakana (Bahasa Jepang) di atas dan Aksara Hangul (Bahasa Korea) di bawah.


Sekian bagi-bagi pengalamannya. Jika terdapat kesalahan pemaparan mohon dimaafkan dan diberi masukan positif.

Selasa, 06 Mei 2014

Bendung Sokawati

Bendung Sokawati












Bendung Sokawati terletak di Desa Sokawati, Kec. Ampelgading, Kab. Pemalang. Ia membendung Kali Comal yg berhulu di puncak Gunung Slamet, Kecamatan Pulosari, dan bermuara di Ujung Pemalang, Kecamatan Ulujami. Kali Comal merupakan kali terpanjang dan terbesar di Kabupaten Pemalang. Kali Comal mengalami rekayasa berupa perubahan jalur sungai oleh Pemerintah Kolonial Belanda guna mencegah banjir. Rekayasa itu terdapat di Ds Kebagusan dan Ds Sidokare. Dan rekayasa aliran ke muara yg semula melintang ke arah barat dan bermuara di Ds Asemdoyong, menjadi membujurlurus ke utara dan bermuara di Ujung Pemalang.

Bendung Sokawati merupakan salah satu bendungan besar di Kabupaten Pemalang dan Pekalongan yg diantaranya Bendung Kaliwadas dan Bendung Kletak. Fungsinya sbg sumber air ke sistem irigasi di Kecamatan Petarukan, Taman, dan Ampelgading. Ketika banjir ia berfungsi sbg pemantau ketinggian dan debit air sungai. Pada banjir 02 Pebruari 2014, ketinggian air di Bendung Sokawati sempat mencapai 4 meter. Menyebabkan banjir besar yg sudah tidak terjadi selama lebih dari dua dekade.

Mengunjungi Bendung Sokawati sangatlah mengesankan. Karena letaknya yg berada di pangkal hutan perbukitan menyajikan pemandangan hutan, bukit, dan sungai dalam paduan yg harmonis. Melihat Bendung Sokawati memiliki kesan megah dan tinggi dg hamparan kolam dan sungai yg luas. Akan tetapi bendungan ini terbilang minim akan keselamatan. Dinding-dinding bendungan yg tinggi sebagian besar tidak dilengkapi dg pagar pelindung. Saluran irigasi utama yg memanjang di tengah cekungan tanah yg dalam dan curam tidak diberi pagar pengaman. Sehingga kita harus ekstra hati-hati berada di sini terlebih jika membawa anak-anak dan rombongan.

Bendung Sokawati terbilang kurang mendapat kunjungan dari masyarakat jika dibandingkan dg Bendung Kletak dan Kaliwadas. Ini disebabkan oleh lokasinya yg jauh ke dalam dan merupakan daerah pelosok. Atau sejauh 6 km dari jalur lalulintas ramai baik dari Kendalsari maupun Jembatan Kemuning. Ditambah sejauh 6 km tersebut jalannya kurang baik dan sempit dg pemandangan yg kurang familiar bagi orang luar.

Rute Menuju Bendung Sokawati

Bendung Sokawati dapat ditempuh melalui dua rute. Sebenarnya ada 4 rute tetapi dua lainnya cukup ekstrem dan tidak dapat dilalui kendaraan roda empat. Seperti rute dari Karangbrai harus melewati penyebrangan yg ternyata harus diseberang berjalan kaki melalui aliran Kali Comal. Kedalamannya sepinggang orang dewasa akan tetapi bagi orang awam harus bertanya dahulu sebelum menyeberang. Karena ada beberapa titik yg cukup dalam atau "jegongan". Jegongan ini disebabkan oleh tindakan penambangan pasir yg dilakukan oleh penduduk sekitar. Dan rute dari Desa Pener/Tegalsari Barat yg jalannya sempit dan berlobang hanya dapat dilalui oleh sepeda maupun motor. Berikut adalah dua rute utama yg dapat anda gunakan:
  • Rute Melalui Kendalsari
    Rute ini termasuk yg paling populer. Bisa dilalui oleh kendaraan roda empat dan kondisi jalannya yg relatif lebih baik. Rute ini diakses melalui Kendalsari. Jika anda dari arah Pemalang, anda bisa mencapai Kendalsari melalui Jebed Utara, Iser, Sirangkang, Widodaren, dan Comal Baru. Jika anda dari arah Pekalongan, setelah Jembatan Comal ambil jalan masuk ke Desa Ujunggede. Jika kelewatan bisa lewat Comal Baru dan cukup mudah masuknya. Setelah sampai di Pintu Air Kendalsari, masuk jembatan dan belok kanan. Ikuti jalan itu terus hingga mentok (kira2 sejauh 6 km dari jembatan).

  • Rute Melalui Jembatan Kemuning
    Rute ini cocok bagi mereka yg datang dari wilayah selatan seperti Bodeh dan Kesesi. Akan tetapi juga berlaku bagi mereka yg datang dari Ampelgading dan Comal. Rute ini diakses melalui Jembatan Kemuning.

    Bagi anda yg datang dari pantura, ambil jalan masuk di Desa Ujunggede atau di Comal Baru. Ikuti terus Jalan Raya Ujunggede hingga Pertigaan Blimbing setelah Pasar Widoro Kandang. Di pertigaan ambil jalan ke selatan dan ikuti terus. Jembatan Kemuning tinggal 4 km dari pertigaan tersebut.

    Bagi anda yg datang dari Bodeh, lewat Jembatan Bodeh, di Polsek Bodeh belok kanan, ketemu pertigaan lagi belok kanan, Jembatan Kemuning tinggal 2 km lagi dari pertigaan tersebut.

    Bagi anda yg datang dari Kesesi, lewat Jembatan Kesesi, di pertigaan belok kanan ke Kebandaran, di Polsek Bodeh lurus terus, ketemu pertigaan lagi belok kanan, Jembatan Kemuning tinggal 2 km lagi dari pertigaan tersebut.

    Jalan masuk menuju Bendung Sokawati terdapat sekitar 100 m di sebelah barat jembatan. Kondisi jalannya tidak begitu baik tetapi dapat dilalui oleh kendaraan roda empat. Ikuti terus jalan ini hingga sampai di Kantor Kepala Desa Tegalsari Timur. Kemudian belok kiri dan ikuti terus hingga mentok.


Bertamasya Di Bendung Sokawati

Pintu air ini terletak sekitar 1 km sebelum Bendung Sokawati.


Tampak lebih dekat lagi pintu air di atas.


Air yg mengalir dari pintu air di atas.


Pintu air di atas -- saluran irigasi utama Bendung Sokawati dlm cekungan yg curam.


Saluran irigasi utama dlm cekungan yg curam -- setelah belokan itu Bendung Sokawati.


Bendung Sokawati -- Pintu Air Utama Ke Saluran Irigasi.
Jangan coba-coba turun ke bawah ya! Selain berbahaya juga anda akan ditegur oleh petugas atau masyarakat sekitar. Peneguran tersebut menyangkut keselamatan diri anda.


Kolam dan Pintu Air Pembuang. Dinding kolamnya tidak terlalu tinggi mungkin agar batu dan pasir yg menumpuk di kolam agar tidak menumpuk di Pintu Air Ke Irigasi. Jangan coba-coba masuk ke wilayah air di sekitar bendungan ya! Lebih baik menyaksikan pemandangan saja.


Jalan menuju pemukiman di seberang Saluran Irigasi Utama dan hutan perbukitan. Di dalam hutan terdapat kebun-kebun masyarakat selain pohon jati sebagai komoditas pokok hutan ini. Perlu dipatuhi untuk tidak membakar hutan dan aksi vandalisme lainnya.


Hamparan air sungai yg luas. Di seberang sungai adalah Desa Payung yang dapat diakses melalui Ds Kesesirejo (Jembatan Kesesi) maupun Ds Jraganan (Jembatan Kemuning).


Dinding Kolam dan Pintu Air Pembuang.


Penampakan lebih menyeluruh muka Bendung Sokawati.


Berfoto sebagai suvenir dari Bendung Sokawati.


Gardu Pintu Air -- tampaknya menggunakan teknologi mutakhir hasil rehabilitasi tahun 2012.


Air ke pintu air pembuang dan pintu air ke irigasi. Bendung Sokawati sangat bagus dipotret ketika mendung setengah. Selain untuk mendapatkan efek siluet juga tidak terganggu oleh cahaya matahari yg berlawanan. Selain nuansanya yg lebih romantis ketika mendung setengah.


Tambah satu suvenir lagi dari Bendung Sokawati.


Satu lagi, suvenir dari Hutan Sokawati. Pemandangan cukup indah dari sini. Kita bisa melihat Kali Comal dan Bendung Sokawati dari ketinggian.



Jadi ketagihan berlama-lama di sini. Tapi suara senapan angin sang pemburu burung cukup membuat waswas, takut pelurunya nyasar. Itu Kali Comal mengalir di bawah bukit ini.


Lagi, pemandangan Kali Comal dari atas bukit.


Kontes binaraga di dalam hutan. Suvenir tak terlupakan.


Tulisan "Sokawati" dalam aksara Hanacaraka. Vokal "o" dibentuk oleh Taling dan Tarung yang mengapit aksara "Sa". Vokal "i" dibentuk dg membubuhkan lingkaran kecil di atas aksara.


Transliterasi "Sokawati" ke dalam Aksara Katakana (Bahasa Jepang) di atas dan Aksara Hangul (Bahasa Korea) di bawah.


Sekian bagi-bagi pengalamannya. Jika terdapat kesalahan pemaparan mohon dimaafkan dan diberi masukan positif.

Minggu, 27 April 2014

Bendung Sungapan

Bendung Sungapan











Bendungan Sungapan terletak di Desa Sungapan, Kec. Taman, Kab. Pemalang atau di luar batas Desa Penggarit, Kec. Taman. Lokasinya tidak jauh dari Pemalang Kota yaitu sekitar 6 km dari Pertigaan Beji lewat Banjardawa atau 7,5 km dari Alun-Alun Pemalang lewat Sirandu. Atau sekitar 18 km dari Pasar Comal. Berikut rute yg bisa anda lewati untuk mencapai Bendung Sungapan:


  • Rute Dari Pertigaan Beji
    Pertigaan Beji adalah pemecah lalulintas di dalam Pemalang Kota yang membagi lalulintas menjadi jalur untuk angkutan berat seperti bus, truk, dan kontener; dan jalur untuk kendaraan pribadi, angkutan desa, dan bus kecil. Jalur untuk angkutan berat tentu saja bisa dilewati oleh semua jenis kendaraan tetapi medannya banyak gangguan jalan rusak dan jalan yg menyempit. Dari Pertigaan Beji inilah kita mengambil jalur ke Selatan yaitu jalur untuk angkutan berat. Di pertigaan dekat areal pemakaman ambil jalur lurus ke Selatan atau ke Pasar Banjardawa. Jika belok ke kanan (Barat) kita menuju Terminal Sirandu. Sampai di Desa Cibelok kita terus mengambil jalan ke Selatan. Jalan kini berada di areal persawahan kemudian terdapat jalan setengah lingkaran besar dimana tampak sebuah masjid mewah dan saluran irigasi di samping kanan. Terus ikuti jalan sampai menemukan Gapura Desa Sungapan dan rambu pertigaan seperti pada foto di bawah ini:

    Di seberang masjid mewah ini terdapat Taman Warung Tengah Sawah Bu Ruslani
    Gapura Desa Sungapan (Batas Ds Cibelok - Ds Sungapan)

    Rambu Pertigaan Ke Bendungan Sungapan dan Ke Jalan Raya Pemalang-Randudongkal 


    Setelah menemukan rambu pertigaan di atas ambil jalan ke kiri (Timur). Dari sini jalan ke Bendung Sungapan tidak tampak jelas terhalang pepohonan dan aspal yg tidak menyatu dg jalan ini. Bendung Sungapan sudah tidak jauh lagi setelah kita ke kiri.
  • Rute Dari Alun-Alun Pemalang
    Ambil jalan ke Selatan atau tepatnya Jalan Raya Pemalang-Randudongkal. Terus ke Selatan melewati Terminal Sirandu, RSU Dr. Ashari dan sebelum tanjakan ke dalam hutan perbukitan di Pengongsoran belok ke kiri. Di sepanjang jalan tersebut mengalir saluran irigasi dari Bendung Sungapan. Lurus terus ke Timur sekitar 1,5 km anda akan menemukan rambu pertigaan seperti pada foto di atas. Foto di atas pandangan ke arah Selatan jika mengambil rute dari Pertigaan Beji sedangkan pandangan anda sekarang ke arah Timur.

    Tanjakan Paduraksa - Pengongsoran
    (ke dalam hutan perbukitan)
  • Rute Lain-Lain
    Rute lainnya ke Bendung Sungapan dapat ditempuh melalui Ds Jebed Utara, Ds Kejambon, atau Ds Sokawangi. Anda yg menggunakan sepeda motor dari Kendalsari dapat menggunakan rute-rute ini. Lewat Ds Sokawangi ambil jalan ke SMPN 03 Taman. Jalan ini hanya dapat dilalui oleh sepeda motor karena sedang mengalami perbaikan jembatan. Jalannya relatif lebar tetapi rusak dimana-mana. Jika kita lewat Ds Kejambon, relatif baik tetapi jalannya sempit. Baik melalui Ds Sokawati maupun Ds Kejambon nantinya akan bertemu ke jalan yg sama. Sampai di Desa Penggarit terus ke Selatan sampai hampir mentok desa (Kantor Kades Penggarit) kemudian ke Barat. Ikuti jalan ini terus hingga Bendung Sungapan.

    Jalan menuju Desa Penggarit dari Sokawangi maupun Kejambon

    Jika anda memilih lewat Ds Jebed Utara jalannya relatif baik tetapi sempit dan berliku-liku. Setelah menemukan Tugu Jebed Utara baik dari arah Kendalsari setelah melewati Jembatan Trapesium atau dari Lapangan Banjardawa, ambil jalan ke Selatan kemudian gunakan insting anda. Pilih jalan yg relatif dlm kondisi baik dan relatif ke arah Barat. Nanti jalan akan bertemu dg jalan setengah lingkaran besar dimana terlihat masjid mewah dan saluran irigasi di samping jalan. (Lihat Rute Dari Pertigaan Beji)

    Tugu Jebed Utara

Bertamasya di Bendungan Sungapan

Pintu Air Dan Saluran Pembuangan Sayap Barat

Berfoto di Jalur Sayap Barat

Jalur Sayap Barat - di sebelah kanan (Selatan) adalah Makam Pejuang '45.

Memperlihatkan Pintu Air dan Saluran Pembuangan Sayap Barat dan di kejauhan
adalah Kolam Bendungan

Makam Pejuang '45 - untuk masuk ke areal makam bisa lewat
Pintu Air Irigasi Sayap Barat. Dimohon untuk menjaga kebersihan dan
sikap hormat terhadap para pejuang.

Pintu Masuk Sayap Barat Ke Jembatan Bendungan.
- menuju Desa Penggarit, Kejambon, dan Sokawangi -

Jembatan di atas kolam bendungan (foto menghadap Desa Penggarit). Jembatan ini
dapat dilalui mobil pribadi secara bergantian dg lawan arah. Di pojok kanan
(tenggara) tampak pagar Taman Makam Pahlawan Jayana Sureng Yudha.
Tampak pula Pintu Air Pembuangan Sayap Timur di sebelah kiri (Utara) jembatan
dan Pintu Air Irigasi Sayap Timur di sebelah kanan (Selatan).

Kolam Bendungan dan Pintu Air Pembuangan Sayap Timur - untuk melihat air terjun
kolam bendungan turun tangga dari Pintu Air Pembuangan Sayap Timur.
Hati-hati anak tangga yg kecil dan pagar yg sudah rusak.

Tangga turun ke pelataran samping air terjun.

Air Terjun Kolam Bendungan

Dapatkan siluet cahaya matahari yg indah di sore hari

Taman Makam Pahlawan Jayana Sureng Yudha - di pagar sebelah Barat tampak ada
jalan masuk menuju ke dalam hutan. Kedua jalan yg akan anda temui semuanya
mengarah ke Candi Penggarit, Makam Pangeran Benowo.
- dimohon mematuhi tata-tertib di dalam hutan, hindari pengrusakan dan kebakaran -

Suasana di dalam hutan. Sejuk, asri, dan hening. Sesekali penduduk desa melewati
jalan ini membawa hasil kebun. Dimohon mematuhi tata-tertib di dalam hutan dg
tidak merusak dan menyebabkan kebakaran. Beraktivitas lebih jauh di dalam hutan
mungkin membutuhkan izin. Hubungi otoritas setempat seperti LMDH (Lembaga
Masyarakat Desa Hutan) Gunung Mutih Desa Penggarit di Kantor Kepala Desa Penggarit.

Tulisan "Sungapan" dalam Aksara Hanacaraka.


Sekian bagi-bagi pengalamannya. Jika terdapat kesalahan pemaparan mohon dimaafkan dan diberi masukan positif.