Minggu, 27 April 2014

Bendung Sungapan

Bendung Sungapan











Bendungan Sungapan terletak di Desa Sungapan, Kec. Taman, Kab. Pemalang atau di luar batas Desa Penggarit, Kec. Taman. Lokasinya tidak jauh dari Pemalang Kota yaitu sekitar 6 km dari Pertigaan Beji lewat Banjardawa atau 7,5 km dari Alun-Alun Pemalang lewat Sirandu. Atau sekitar 18 km dari Pasar Comal. Berikut rute yg bisa anda lewati untuk mencapai Bendung Sungapan:


  • Rute Dari Pertigaan Beji
    Pertigaan Beji adalah pemecah lalulintas di dalam Pemalang Kota yang membagi lalulintas menjadi jalur untuk angkutan berat seperti bus, truk, dan kontener; dan jalur untuk kendaraan pribadi, angkutan desa, dan bus kecil. Jalur untuk angkutan berat tentu saja bisa dilewati oleh semua jenis kendaraan tetapi medannya banyak gangguan jalan rusak dan jalan yg menyempit. Dari Pertigaan Beji inilah kita mengambil jalur ke Selatan yaitu jalur untuk angkutan berat. Di pertigaan dekat areal pemakaman ambil jalur lurus ke Selatan atau ke Pasar Banjardawa. Jika belok ke kanan (Barat) kita menuju Terminal Sirandu. Sampai di Desa Cibelok kita terus mengambil jalan ke Selatan. Jalan kini berada di areal persawahan kemudian terdapat jalan setengah lingkaran besar dimana tampak sebuah masjid mewah dan saluran irigasi di samping kanan. Terus ikuti jalan sampai menemukan Gapura Desa Sungapan dan rambu pertigaan seperti pada foto di bawah ini:

    Di seberang masjid mewah ini terdapat Taman Warung Tengah Sawah Bu Ruslani
    Gapura Desa Sungapan (Batas Ds Cibelok - Ds Sungapan)

    Rambu Pertigaan Ke Bendungan Sungapan dan Ke Jalan Raya Pemalang-Randudongkal 


    Setelah menemukan rambu pertigaan di atas ambil jalan ke kiri (Timur). Dari sini jalan ke Bendung Sungapan tidak tampak jelas terhalang pepohonan dan aspal yg tidak menyatu dg jalan ini. Bendung Sungapan sudah tidak jauh lagi setelah kita ke kiri.
  • Rute Dari Alun-Alun Pemalang
    Ambil jalan ke Selatan atau tepatnya Jalan Raya Pemalang-Randudongkal. Terus ke Selatan melewati Terminal Sirandu, RSU Dr. Ashari dan sebelum tanjakan ke dalam hutan perbukitan di Pengongsoran belok ke kiri. Di sepanjang jalan tersebut mengalir saluran irigasi dari Bendung Sungapan. Lurus terus ke Timur sekitar 1,5 km anda akan menemukan rambu pertigaan seperti pada foto di atas. Foto di atas pandangan ke arah Selatan jika mengambil rute dari Pertigaan Beji sedangkan pandangan anda sekarang ke arah Timur.

    Tanjakan Paduraksa - Pengongsoran
    (ke dalam hutan perbukitan)
  • Rute Lain-Lain
    Rute lainnya ke Bendung Sungapan dapat ditempuh melalui Ds Jebed Utara, Ds Kejambon, atau Ds Sokawangi. Anda yg menggunakan sepeda motor dari Kendalsari dapat menggunakan rute-rute ini. Lewat Ds Sokawangi ambil jalan ke SMPN 03 Taman. Jalan ini hanya dapat dilalui oleh sepeda motor karena sedang mengalami perbaikan jembatan. Jalannya relatif lebar tetapi rusak dimana-mana. Jika kita lewat Ds Kejambon, relatif baik tetapi jalannya sempit. Baik melalui Ds Sokawati maupun Ds Kejambon nantinya akan bertemu ke jalan yg sama. Sampai di Desa Penggarit terus ke Selatan sampai hampir mentok desa (Kantor Kades Penggarit) kemudian ke Barat. Ikuti jalan ini terus hingga Bendung Sungapan.

    Jalan menuju Desa Penggarit dari Sokawangi maupun Kejambon

    Jika anda memilih lewat Ds Jebed Utara jalannya relatif baik tetapi sempit dan berliku-liku. Setelah menemukan Tugu Jebed Utara baik dari arah Kendalsari setelah melewati Jembatan Trapesium atau dari Lapangan Banjardawa, ambil jalan ke Selatan kemudian gunakan insting anda. Pilih jalan yg relatif dlm kondisi baik dan relatif ke arah Barat. Nanti jalan akan bertemu dg jalan setengah lingkaran besar dimana terlihat masjid mewah dan saluran irigasi di samping jalan. (Lihat Rute Dari Pertigaan Beji)

    Tugu Jebed Utara

Bertamasya di Bendungan Sungapan

Pintu Air Dan Saluran Pembuangan Sayap Barat

Berfoto di Jalur Sayap Barat

Jalur Sayap Barat - di sebelah kanan (Selatan) adalah Makam Pejuang '45.

Memperlihatkan Pintu Air dan Saluran Pembuangan Sayap Barat dan di kejauhan
adalah Kolam Bendungan

Makam Pejuang '45 - untuk masuk ke areal makam bisa lewat
Pintu Air Irigasi Sayap Barat. Dimohon untuk menjaga kebersihan dan
sikap hormat terhadap para pejuang.

Pintu Masuk Sayap Barat Ke Jembatan Bendungan.
- menuju Desa Penggarit, Kejambon, dan Sokawangi -

Jembatan di atas kolam bendungan (foto menghadap Desa Penggarit). Jembatan ini
dapat dilalui mobil pribadi secara bergantian dg lawan arah. Di pojok kanan
(tenggara) tampak pagar Taman Makam Pahlawan Jayana Sureng Yudha.
Tampak pula Pintu Air Pembuangan Sayap Timur di sebelah kiri (Utara) jembatan
dan Pintu Air Irigasi Sayap Timur di sebelah kanan (Selatan).

Kolam Bendungan dan Pintu Air Pembuangan Sayap Timur - untuk melihat air terjun
kolam bendungan turun tangga dari Pintu Air Pembuangan Sayap Timur.
Hati-hati anak tangga yg kecil dan pagar yg sudah rusak.

Tangga turun ke pelataran samping air terjun.

Air Terjun Kolam Bendungan

Dapatkan siluet cahaya matahari yg indah di sore hari

Taman Makam Pahlawan Jayana Sureng Yudha - di pagar sebelah Barat tampak ada
jalan masuk menuju ke dalam hutan. Kedua jalan yg akan anda temui semuanya
mengarah ke Candi Penggarit, Makam Pangeran Benowo.
- dimohon mematuhi tata-tertib di dalam hutan, hindari pengrusakan dan kebakaran -

Suasana di dalam hutan. Sejuk, asri, dan hening. Sesekali penduduk desa melewati
jalan ini membawa hasil kebun. Dimohon mematuhi tata-tertib di dalam hutan dg
tidak merusak dan menyebabkan kebakaran. Beraktivitas lebih jauh di dalam hutan
mungkin membutuhkan izin. Hubungi otoritas setempat seperti LMDH (Lembaga
Masyarakat Desa Hutan) Gunung Mutih Desa Penggarit di Kantor Kepala Desa Penggarit.

Tulisan "Sungapan" dalam Aksara Hanacaraka.


Sekian bagi-bagi pengalamannya. Jika terdapat kesalahan pemaparan mohon dimaafkan dan diberi masukan positif.

Bendung Gembiro

Bendung Gembiro











Bendung Gembiro terletak di Desa Bukur, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan. Terdapat tiga jalur umum untuk mengakses bendungan ini, yaitu: 1) Melalui Sragi lewat Desa Kalijambe; 2) Melalui Kesesi lewat Desa Ponolawen; 3) Melalui Bojong melalui Desa Wangandowo (di tanjakan pos ojek dekat TMP Bhakti Wiratama). Dengan kendaraan umum dapat dicapai dg menggunakan Angkutan Desa Oranye Pekalongan-Wiradesa-Kajen, turun di Bendungan Sudikampir (Kampir), kemudian naik ojek dari pos ojek di sebelah Barat jalan raya dan ada jalan masuk dari jalan raya. Akses menuju Bendung Sudikampir bisa dikatakan 80% jalannya dalam kondisi baik bisa dilalui kendaraan roda dua maupun empat. Hanya saja jika melalui Desa Kalijambe, kendaraan roda empat harus bergantian dan pelan2 melewati jembatan yg hanya muat satu mobil dan aspalnya kombinasi susunan balok kayu.

Menurut inskripsi yg terdapat di areal bendungan menunjukkan bahwa Bendung Gembiro pertama kali dibangun oleh Pemerintah Kolonial Hindia Belanda pada tahun 1930. Kemudian direhabilitasi kembali pada tahun 1974 oleh Sub Proyek Pemali-Comal dari Prosida.

Dari Pasar Sragi ambil jalan menuju Kesesi. Kemudian di Desa Kalijambe, beberapa ratus meter dari Masjid Raya Kalijambe ambil jalan masuk ke kiri (Timur) menuju jembatan yg menghubungkan Desa Kalijambe dg Desa Pantianom ini. Jembatan ini melintang di atas Kali Sragi, sungai yg dibendung oleh Bendung Gembiro dan Bendung Brondong.

Pemandangan di Desa Pantianom - hamparan sawah yg luas dan beting (bukit yg memanjang) yg menjulang setinggi 50m lebih dari dataran sekitarnya. Jika langit jernih setelah hujan di belakang beting tampak hamparan pegunungan di belakangnya. Sangat indah disertai siluet kabut di atas hamparan sawah dan pohon-pohon pinus.

Pos Ojek di sebelah barat Jalan Raya Wiradesa-Kajen-Banjarnegara, tepatnya di tanjakan TMP Bhakti Wiratama atau Bendung Sudikampir (Kampir). Dari sini Bendung Sudikampir tinggal 400m dari jalan masuk ke Timur. Naik ojek dari sini kita bisa langsung ke Bendung Gembiro yg jaraknya sekitar 7km.

Bertamasya di Bendung Gembiro

Kolam Bendungan dikelilingi oleh pemandangan hutan perbukitan yg asri. Kolam ini merupakan kekayaan alam hayati bagi masyarakat desa karena di dalamnya berlimpah ikan-ikan yg cukup besar.

Menara Katrol Pintu Air. Keunikan Bendung Gembiro bahwa kolam dibendung langsung oleh pintu-pintu air pembuang. Karena ukuran dan bobot yg besar diperlukan menara katrol untuk mengangkat pintu air ini.

Tampak depan menara katrol dg pintu-pintu air pembuangnya. Jika anda mengalaminya langsung, bendungan ini terasa megah secara vertikal.

Tampak tangga menuju menara katrol. Tangganya cukup curam dg anak2 tangganya yg cukup sempit harus selalu berpegangan selama menaiki maupun menuruninya. Mungkin ada baiknya jika anda ke sana tidak menaikinya terlalu tinggi, selain berbahaya juga areal terbatas untuk yg berwenang. Jika anda coba menaikinya, bendungan ini akan terasa semakin megah.

Merasakan megahnya bendungan dari ketinggian. Cukup hebat.

Sayap bendungan dilihat dari ketinggian. Cukup ngeri kalau melihat ke arah sungai.

Tangga menuju menara katrol. Curam sekali.

Tangga menuju menara katrol.

Jembatan yang menyeberangi kolam bendungan. Cukup sepi dan tidak dapat dilalui oleh kendaraan roda empat seperti halnya Bendung Sungapan. Di dekat bendungan sudah ada jembatan besi yg menghubungkan Desa Bukur dg Jalan Raya Sragi-Kesesi.

Kolam Bendungan dilihat dari atas. Sekitar 8km Barat Daya dari sini Kali Sragi ini dibendung oleh Bendungan Brondong yg terletak lebih ke hulu dari Bendung Gembiro.

Memperlihatkan lebar tangga dg Penulis sebagai pembanding.

Jika ditempuh dg sepeda, memakan waktu sekitar 1,5-2 jam dari Pasar Comal dg genjotan yg santai. Tidak rugi bersepeda ke sini karena pemandangan di sepanjang perjalanan cukup indah terlebih jika kita bersepeda di sisi beting sepanjang Desa Kalipancur dan Bukur. Akan terasa lebih bangga jika mencapai tempat ini dg sepeda apalagi jika bersama teman-teman anda.

Di kejauhan tampak jembatan besi penghubung Desa Bukur dg Jalan Raya Sragi-Kesesi.

Saluran irigasi dari Bendung Gembiro. Saluran irigasinya hanya berada di sayap barat bendungan yg berarti mengalir ke Kecamatan Kesesi. Untuk Kecamatan Bojong sepertinya sudah dialiri dari Bendung Sudikampir dan Bendung Kletak.

Lingkungan di sekitar Bendung Gembiro cukup bersih dan rapih menunjukkan masyarakatnya yg ramah dan berbudaya. Tidak perlu khawatir mengunjungi tempat ini. Jika haus pun terdapat warung wedang sederhana di sekitar sini.

Dari sejajar-depan Bendung Gembiro tampak megah dan gagah. Airnya cukup segar dan bersih. Setiap tahun masyarakat desa mengadakan Pesta Rakyat Menangkap Ikan di sini. Pintu air dibuka dan ikan-ikan limpahruah dimana2. Sebaiknya turun ke sini jika ada warga desa yg beraktivitas di bawah sini atau bertanya terlebih dahulu. Karena mungkin kondisinya bisa berubah menjadi bahaya.

Tirta Ria, menyegarkan badan untuk mengusir stamina yg terkuras.

Senyum terus agar stamina terjaga. Mentalitas optimis dan berusaha senang adalah modal utama tubuh yg kuat.

Keluar dari Bendung Gembiro mari masuk ke dalam hutan pinus di atas beting, Desa Bukur.

Nikmatnya bersepeda di sisi beting. Selain jalannya bagus, suasananya sejuk hutan desa. Pantas menjadi jalur sepeda santai kelompok bersepeda anda. Buatlah lintasan seperti berikut (sekitar 20km):

Pasar Sragi - Pasar Kalijambe - Pantianom - Bukur - Kalipancur - Sumurjomblangbogo -
Wangandowo - Pasar Bojong - Kedungjaran - Kembali ke Pasar Sragi

Jika kelelahan, di Ds Kalipancur terdapat petirtaan untuk siram-siram agar tubuh sejuk kembali. Airnya berasal dari lereng2 beting.

Tulisan "Gembiro" dalam Aksara Hanacaraka.


Sekian bagi-bagi pengalamannya. Jika terdapat kesalahan pemaparan mohon dimaafkan dan diberi masukan positif.